Rabu, 31 Januari 2018

Cara Budidaya Udang Vaname untuk Hasil yang Terbaik

Udang vaname adalah udang yang berasal dari kawasan sub tropis. Akan tetapi, karena daya tahan udang ini yang cukup hebat, udang ini juga dapat dikembangkan di daerah tropis seperti Indonesia dengan teknik budidayayang tepat. Ada beberapa tips yang bisa anda gunakan untuk membudidayakan udang ini.
Udang Vaname
Gambar Udang Vaname

Persiapan Tambak

Pertama dilakukan proses pengeringan tambak selama 7-10 hari sampai tanah terlihat pecah-pecah untuk memutus siklus hidup pathogen dan mengurai gas beracun H2S. Setelah itu, dilakukan proses pembalikan tanah agar fitoplankton dapat tumbuh sebagai pakan alami udang vaname. Perlu juga dilakukan pengukuran pH tanah. Apabila pH kurang dari 6,5, maka perlu dilakukan proses pengapuran.

Pemupukan dan Pengisian Air

Pemupukan dilakukan setelah proses pengeringan dan pengapuran. Pupuk yang digunakan adalah pupuk Urea 150 kg/ha dan pupuk kandang 2000 kg/ha. Setelah itu, dilakukan pengisian air dengan kedalaman 1 m atau kurang di petak pembesaran. Biarkan air selama 2-3 minggu sampai siap untuk proses selanjutnya yaitu penebaran bibit udang vaname.

Pemilihan Benih

Benih yang digunakan dalam cara budidaya udang vaname ini adalah benih jenis PL10-PL12 yang mendapatkan sertifikasi SPF (Specific Pathogen Free). Benih harus tampak bagus tanpa cacat, mempunyai ukuran seragam, berenang melawan arus, insang sudah berkembang, dan usus terlihat jelas.

Penebaran Benih

Sebelum ditebar, benih udang vaname perlu melalui proses aklimitasi, karena, hal ini sangat berpengaruh pada daya tahan udang ini saat proses pembenihan dan pemeliharaan. Caranya, menyiram kantung tempat benih dengan air tambak dan diapungkan ditambak selama 15-20 menit. Setelah itu, dibuka dan dimiringkan pelan-pelan agar benih udang keluar. Tidak seperti cara beternak udang lainnya, benih udang vaname sebaiknya ditebar pada siang hari.

Pemberian Pakan

Pakan yang biasa dianjurkan pada panduan cara ternak udang di Indonesia adalah pellet yang mengandung 30% protein. Jumlah pakan yang diberikan dipengaruhi oleh umur udang atau menggunakan pedoman ABW. Pemberian pakan dilakukan sebanyak 4-5 kali sehari. Selain umur, banyaknya pakan dipengaruhi oleh kondisi tanah tambak, kualitas air dan tingkat kesehatan udang.

Pemeliharaan

Langkah pemeliharaan pertama adalah kontrol tingkat salinitas. Salinitas air yang baik adalah 10-25 ppt. Selain itu pemeriksaan pH air dan tanah secara berkala. Bila kurang dari 7,5, maka perlu dilakukan proses pengapuran tambahan.Sebelum udang berumur 60 hari, perlu juga diperiksa tinggi air dan dilakukan pengisian air dengan salinitas yang disebutkan diatas bila air kurang karena proses penguapan.

Pengendalian Hama

Hama yang menyerang tambak udang vaname biasanya adalah hewan-hewan yang hidup disekitar tambak, seperti burung, ketam, ikan liar dan pengerek. Untuk ketam dan pengerek yang biasanya melubangi pematang disekitar tambak, kita bisa memasang pagar plastik untuk mencegah hewan ini masuk. Ikan liar bisa dibasmi dengan saponin. Dan burung, kita perlu mengontrol tambak sesering mungkin.

Pengendalian Penyakit

Pengendalian penyakit yang tepat dilakukan bersamaan dengan proses pembibitan dan pemeliharaan. Bila kita melakukan proses pemeliharaan dengan baik, maka penyakit tidak akan menyerang udang kita. Selain itu, kita juga perlu melakukan pemeriksaan fisik udang dan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) dilaboratorium.

Pemanenan

Proses pemanenan dilakukan setelah udang vaname berumur 120 hari dan mencapai berat, yaitu 50 ekor/kg. Bila udang sudah mencapai berat tersebut sebelum 120 hari, maka pemanenan bisa dilakukan. Pemanenan dilakukan pada waktu malam hari untuk mempertahankan kualitas udang. 2-4 hari sebelum pemanenan, tambak diberi kapur dolomite 80 kg/ha dan mempertahankan ketinggian air untuk mencegah proses molting. Bila kita melakukan teknik beternak udang vaname dengan benar, maka hasil yang kita dapatkan akan sangat memuaskan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar