Kamis, 29 Desember 2022

Kenali Penyakit Lele dan Cara Mengatasinya Agar Hasil Budidaya Meningkat

Mengenali dan bisa mengatasi penyakit adalah salah satu kunci jika ingin sukses budidaya ikan lele. Penyakit biasanya dari mikroorganisme seperti jamur, bakteri dan virus.

Memahami penyakit bisa membantu mengatasi dan menghindari masalah yang menyerang ikan lele sehingga hasil budidaya bisa meningkat.

Selain penyakit, musuh lele adalah belut dan katak. Dua hewan ini biasanya menyerang benih ikan lele yang kolamnya berada di dekat areal persawahan. Selain itu juga ikan gabus dan ikan mujahir yang bisa menjadi predator benih ikan lele.

Berikut beberapa penyakit, yang paling sering menyerang ikan lele:

Cotton wall disease

Penyebab penyakit ini adalah bakteri Flexibacter Columnaris. Bakteri ini menyerang organ dalam seperti insang. Gejala yang ditimbulkannya ada luka atau lecet-lecet pada permukaan tubuh, ada lapisan putih atau bintik putih, gerakan renang lambat dan ikan banyak mengambang.

Faktor pemicu timbulnua bakteri adalah pembusukan sisa pakan di dasar kolam dan suhu air yang naik terlalu tinggi. Pencegahannya dengan mengontrol pemberian pakan dan mempertahankan suhu air pada 28 celcius.

Untuk mengobati penyakit ikan lele dapat dilakukan dengan memberikan OTC 50 mg per kg pakan yang diberikan 7-10 hari. Cara lainnya, rendam ikan dalam larutan OTC dengan dosis 3-5 ppm selama 12-24 jam. Ikan lele yang diberi antibiotik baru bisa dikonsumsi setelah dua minggu.

Bintik putih (white spot)

Penyakit ini disebabkan mikroorganisme yang menyerang ikan yaitu protozoa dari jenis Ichthyphyhirius multifillis. Ikan yang terinfeksi biasanya memiliki tanda bintik putih dan akan membuat ikan menggosokkan badannya ke dinding kolam.

Untuk mengobati dan menghindarinya, bisa dengan memindahkan ikan lele ke kolam yang lebih bersih dengan suhu 28 Celcius.

Pengobatan untuk jenis penyakit ikan lele ini antara lain dengan cara merendam ikan dalam larutan formalin 25 cc per meter kubik air ditambah dengan malacit green 0,15 gram per meter kubik air selama 24 jam.

Penyakit karena serangan aeronomas hydrophila

Penyakit ini merupakan salah satu yang paling sering terjadi. Serangan bakteri ini bisa diketahui dengan melihat gejala pada ikan lele yang ditandai dengan perutikan menggembung, pangkal sirip bengkak dan terdapat luka di tubuh ikan.

Bakteri ini berkembang biak dan menyerang lele akibat adanya sisa pakan yang membusuk di dasar kolam. Untuk mengatasinya, sebaiknya memperhatikan pemberian pakan dan memperhatikan suhu air.

Ikan yang telah terinfeksi namun belum parah bisa diobati dengan antibiotik. Terramycine dengan dosis 50 mg/kg ikan/ hari, diberikan selama 7–10 hari berturut-turut atau Sulphonamid sebanyak 100 mg/kg ikan/hari selama 3–4 hari.

Penyakit gatal (Trichodiniasis)

Penyakit ini disebabkan protozoa jenis Trichodina sp. Gejala penyakit ikan yang terserang penyakit ini lemas, warna tubuh kusam dan sering menggosok-gosokan badannya ke dinding dan dasar kolam. Trichodiniasis menular lewat kontak langsung dan juga lewat perantara air.

Penyebab penyakit gatal ini disinyalir karena kepadatan ikan yang terlalu tinggi dan kurangnya oksigen. Penyakit ini bisa dicegah dengan mengatur kepadatan tebar dan menjaga kualitas air. Ikan yang terkena penyakit gatal ini bisa disembuhkan dengan direndam dalam larutan formalin 40 ppm selama 12-24 jam.

Penyakit karena serangan Channel catfish virus (CCV)

Virus ini tergolong kedalam virus herpes. Ciri ikan yang terinfeksi antara lain tampak lemah, berenang berputar-putar, sering tegak vertikal di permukaan, dan pendarahan dibagian sirip dan perut.

Faktor pemicu penyakit ikan lele ini adalah fluktuasi suhu air, penurunan kualitas air dan kepadatan tebar yang tinggi. Pencegahan terhadap infeksi virus dapat dilakukan dengan cara memperbaiki manajemen pemeliharaan, menjaga kebersihan kolam dan memberikan pakan yang baik. Pengobatan penyakit ini belum ditemukan. (Monica Adelina)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar