Tahukah Anda? Salah satu bahan baku lokal yang dapat digunakan untuk alternatif pakan ikan dan banyak dijumpai di Indonesia ialah eceng gondok. Eceng gondok (Eichornia crassipes) merupakan tanaman air yang hidup mengapung, dicirikan dengan tangkai daun menggelembung sebagai kantong udara.
Daun eceng gondok berbentuk oval membulat dengan ujung meruncing, berwarna hijau, dan licin. Perakaran yang dimiliki tanaman air ini berupa perakaran serabut. Eceng gondok memiliki bunga majemuk berbentuk bulir dan berwarna ungu.
Selama ini, eceng gondok dikenal sebagai gulma yang perkembangbiakannya sangat cepat dan mengganggu perairan. Namun di sisi lain, ternyata eceng gondok ini dapat digunakan sebagai bahan baku pakan ikan.
Dikutip dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, pakan ikan berbahan dasar eceng gondok memiliki kadar protein 32% dan konversi pakan ke daging yang dihasilkan mencapai 1,6—1,7. Konversi pakan menjadi daging yang dihasilkan merupakan hasil murni, tanpa adanya penggunaan aplikasi teknologi lain seperti bioflok atau sejenisnya.
Berikut ini tahapan pembuatan pakan (pelet) ikan menggunakan bahan baku eceng gondok.
Pengeringan
Eceng gondok dari perairan dikumpulkan dan tiriskan agar tidak terlalu basah, kemudian dicacah menjadi bagian berukuran kecil-kecil. Selanjutnya eceng gondok yang telah dicacah dikeringkan. Secara tradisional bisa dilakukan dengan penjemuran di bawah sinar matahari, sedangkan cara yang lebih modern dapat dikeringkan menggunakan mesin.
Penepungan
Eceng gondok yang telah kering selanjutnya di buat tepung eceng gondok. Pembuatan tepung dilakukan dengan mesin penggiling. Eceng gondok dimasukkan dalam mesin penggiling dan digiling sampai menjadi butiran tepung halus.
Pencampuran formulasi pelet
Tahapan berikutnya adalah pencampuran formulasi pelet. Formulasi pakan atau pelet ikan berbahan baku eceng gondok (untuk 100 kg pelet) yang dilansir dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya terdiri atas tepung eceng gondok (30 kg), tepung ikan rucah/ampas tahu (40 kg), dedak halus (15 kg), tepung tapioka/singkong (13 kg), vitamin mix (1 kg), dan molase/probiotik/minyak ikan (1 kg).
Pencetakan dan pengeringan
Setelah pencampuran formulasi pelet, adonan pelet dicetak menggunakan mesin dan dikeringkan. Pengeringan selain dilakukan dengan mesin juga dapat dilakukan dengan cara penjemuran sampai kadar air berkurang. Pelet ikan dari eceng gondok yang telah jadi dan kering dapat disimpan untuk persediaan pakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar