Ciri-ciri Biologis
Sebagaimana jenis hewan lain yang termasuk dalam famili Palamonidae, udang galah mempunyai badan yang terdiri atas bagian kepala dan dada (cephalotorax), badan (abdomen), dan ekor (uropoda).
Kulit keras membungkus area cephalotorax dengan rostrum atau tonjolan
karapas bergerigi yang terletak di area kepala. Rostrum pada bagian atas
berjumlah 11-13 buah dan bagian bawah berjumlah 8-14 buah.
Udang jantan mempunyai kaki jalan yang
tumbuh dengan ukuran yang cukup besar dan panjang. Panjang pasangan kaki
tersebut bisa mencapai 1,5 kali panjang badan udang galah itu sendiri.
Pasangan kaki jalan ini bisa digunakan sebagai pembanding antara udang
galah betina dan jantan karena ukuran kaki jalan udang galah betina
relatif lebih pendek dan kecil.
Seleksi Induk Udang Galah
Untuk mendapatkan hasil benih udang
galah dengan kualitas tinggi, pemijahan harus dilakukan dengan induk
yang berkualitas pula. Induk udang galah sebaiknya dipilih dengan
beberapa persyaratan. Induk dipilih dengan umur antara 8-20 bulan. Induk
betina dipilih dengan ukuran minimal 40 gram sementara induk jantan
dipilih dengan ukuran minimal 50 gram.
Induk pembenihan udah galah harus
dipilih dari udang galah yang sudah matang telur paling tidak dua kali
dengan jumlah telur yang dihasilkan cukup banyak. Udang galah yang cocok
dijadikan indukan adalah udang galah dengan badan yang bersih dan bebas
dari berbagai kotoran termasuk parasit. Indukan juga sebaiknya dipilih
dari udang dengan tipe pertumbuhan yang cepat.
Perawatan Indukan
Induk jantan dan betina dalam
proses perawatan induk harus dipelihara di tempat terpisah.
Tempat pemeliharaan udang galah indukan berupa bak atau kolam
perawatan yang terbuat dari beton dengan kedalaman 80-100 cm. Kepadatan
udang galah dalam setiap meter perseginya hanya empat ekor. Pada tahap
ini, pemberian pakan berupa pelet dilakukan sebanyak 5% dari berat udang
galah. Pelet yang dipilih mengandung 30% protein.
Pemijahan
Udang galah secara alami siap
memijah sepanjang tahun dan biasanya terjadi pada malam hari. Udang
galah yang siap pijah terlihat dari warna merah oranye gonad yang
menyebar ke seluruh bagian hingga bagian cephalotorax. Pemijahan
biasanya diawali dengan pergantian kulit pada udang galah betina.
Proses perkawinan induk baru dimulai saat udang galah betina sudah
kembali ke keadaan semula.
Proses pemijahan dilakukan dalam kolam
pemijahan dari tanah, bak beton, serat kaca, maupun akuarium dengan
kepadatan empat ekor setiap meter perseginya dengan komposisi jantan dan
betina 1:3. Proses pemijahan biasanya terjadi selama 21 tahun dan
selama proses ini, pelet yang mengandung 30% protein diberikan empat
kali sehari berat sejumlah 5% dari berat udang galah.
Penetasan
Proses penyortiran induk dilakuan dengan
memilih induk yang memiliki telur berwarna abu-abu dan kemudian diberi
perlakuan dengan merendam induk tersebut ke dalam larutan Methylene Blue
dengan ukuran 1,5 mg per liter selama 25 menit. Dalam
proses penetasan telur udang galah, kolam penetasan dan pemeliharaan
diisi dengan air payau dengan salinitas 3-5 ppt. Untuk setiap bak dengan
ukuran 1 x 1 x 0,5 meter persegi, 25 ekor induk dimasukkan. Agar
kulitas air terjaga, makanan yang diberikan berupa potongan kecil
kentang, ubi, atau singkong. Telur akan menetas setelah 6-12 jam dengan
suhu yang dijaga pada 28-30°C.
Perawatan Larva
Larva udang galah dipelihara dalam bak
bulat. Ukuran pakan harus disesuaikan dengan ukuran mulut larva. Pada
hari ketiga setelah menetas, Nauplii artemia diberikan sebagai
pakan setiap tiga jam. Pada fase ini, salinitas air dijaga pada level
10-12 ppt dan 25-50% air diganti setiap harinya. Sebelumnya, media ini
harus dibersihkan dengan disiphon.
Larva tersebut akan berkembang menjadi
juvenil atau juwana. Pada fase ini, salinitas air diturunkan hingga 0
ppt secara bertahap. Setelah menjadi juwana, udang galah bisa
dipindahkan dari kakaban ke kolam pembesaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar