Rabu, 31 Januari 2018

Bahan dan Bentuk Kolam Untuk Ikan Mas Koki

Kolam dapat dibuat dari bahan apa saja, sesuai dengan biaya dan bahan yang tersedia, misalnya semen, batu, bata, kayu, plastik atau kaca. Untuk membudidayakan ikan mas koki, semua jenis bahan tersebut di atas dapat digunakan karena tidak berpengaruh buruk pada pertumbuhan.
Bentuk kolam dapat dirancang sesuai keinginan kita. Menurut hasil penelitian, ternyata kolam berbentuk bulat lebih menguntungkan dibandingkan dengan kolam berbentuk persegi atau bentuk yang lainnya. 
Keuntungan yang dimiliki kolam yang berbentuk bulat ini adalah:
a.   Kolam bulat tidak mempunyai sudut mati, sehingga sirkulai (peredaran) air dapat mencapai ke seluruh bagian kolam. Sirkulasi yang baik dapat mencegah penimbunan kotoran maupun sisa makanan, suatu hal yang tidak dijumpai pada kolam persegi (kolam yang mempunyai sudut). Penimbunan kotoran dan sisa makanan didasar kolam dapat menurunkan kualitas air dan akan berpengaruh buruk bagi pertumbuhan ikan, bahkan kadang-kadang menimbulkan kematian massal terhadap ikan yang dipelihara.
b.  Sirkulasi air pada kolam bulat mampu menyebarkan makanan dengan baik dan merata, begitu pula dengan oksigen, ke seluruh bagian kolam.
c.   Kolam bulat mampu mencegah timbulnya kerusakan fisik pada ikan yang dipelihara di dalamnya.
Bila ditinjau dari efisiensi penggunaan lahan, ternyata kolam persegi lebih menguntungkan. Karena itu, untuk mendapatka keuntungan yang maksimal, petani ikan memilih untuk memodifikasi kolam persegi dengan mengganti semua sudutnya menjadi bulat (lengkung). kolam seperti ini dianggap paling menguntungkan. Selain bulat dan persegi, kolam lonjong atau tidak beraturan sangat menarik digunakan ditaman-taman sebagai hiasan. Namun kolam dengan bentuk tidak beraturan ini sangat sulit untuk dibersihkan. 
Ukuran kolam bervariasi, bergantung pada fungsi yang dikehendaki. Untuk mas koki, dapat dibuat dengan ukuran      2 X 4 meter, sebagai tempat pemeliharaan induk mas koki dengan daya tampung 25 - 30 ekor induk. kolam untuk induk jantan hendaknya dipisahkan dengan kolam untuk induk betina, guna menghindari perkawinan yang tidak dikehendaki. Apabila kolam-kolam yang ada hanya mempunyai satu saluran air, induk betina sebaiknya ditempatkan pada bagian hulu.
Kolam untuk keperluan pemijahan (perkawinan) dapat dibuat dengan ukuran yang lebih kecil, 1 X 2 meter untuk untuk sepasang induk mas koki. Bila pemijahan ini dilakukan di dalam akuarium, maka diperlukan akuarium dengan ukuran 80 X 40 X 40 cm.
Kolam untuk pembesaran dibuat dengan ukuran 3 X 5 meter. karena kolam yang terlalu luas sulit untuk pengontrolannya, maka apabila induk yang dipijahkan cukup banyak, sebaiknya dibuat beberapa kolam pembeseran dengan ukuran masing-masing 3 X 5 meter.
Beberapa petani membuat kolam dengan ukuran yang sama, baik untuk pemeliharaan induk, pemijahan maupun kolam untuk pembesaran. Mereka beranggapan bahwa kolam permanen (tetap) yang sesuai untuk mas koki berukuran 1 - 2 meter persegi. Tetapi kolam yang tidak permanen (mudah dipindahkan), misalnya akuarium atau bak, luasnya jangan melebihi satu meter persegi. Bila kolam dibangun secara permanen di atas sebidang tanah, kedalaman air yang ideal adalah sekitar 30 cm di bagian tengah kolam 10 - 15 cm di tepi. Bentuk seperti ini erat kaitannya dengan masalah drainage kolam. Untuk keperluan drainage dapat juga dibuat beberapa saluran dengan lebar 30 cm dan dalam 5 - 6 meter. Selain itu sebaiknya juga dibuat jalan air (spill way) untuk membuang kelebihan air terutama pada saat hujan turun, atau bila permukaan air kolam meningkat karena sebab lain. Dengan demikian, spill way akan meringankan tugas saluran pengeluaran khususnya pada saat air sedang melimpah.
Bagian dasar kolam intensif untuk mas koki sebaiknya datar (rata) dan agak miring sedikit ke arah saluran pengeluaran.Bentuk permukaan dasar yang demikian mempermudah pengeringan dan pembersihan kolam. Kolam yang baru selesai dibangun sebaiknya tidak langsung diisi dengan mas koki, tetapi hendaknya direndam dahulu dengan air dalam waktu tertentu. Misalnya kolam dari kayu direndam selama setengah bulan, kolam dari semen setelah dikeringkan kemudian direndam selama 1 bulan. Adapun maksud perendaman kolam sebelum digunakan adalah agar tidak membahayakan kehidupan mas koki yang kelak dipelihara. Selama masa perendaman, air kolam harus sering diganti.
Letak (posisi) kolam hendaknya diatur hingga dapat menerima cahaya matahai dalam jumlah yang cukup. Sedangkan untuk kolam yang mudah dipindahkan (tidak permanen), sekali-kali perlu juga keluarkan dari ruangan agar memperoleh sinar matahari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar