Pada umumnya, bandeng yang dibudidayakan di laut bebas dari parasit
dan hampir tidak didapatkan organisme yang bersifat patogen. Hanya saja,
ada satu masalah yang biasanya membuat bandeng menjadi tidak tumbuh
secara optimal yang dikenal dengan istilah cold. Gejala ini ditandai
dengan ikan tiba-tiba menjadi lemah, nafsu makan berkurang, dan kulit
mengalami pemudaran warna yang nampak nyata setelah 2—3 hari. Penyakit
ini jarang mengakibatkan kematian, tetapi menyebabkan bobot badan ikan
menurun dan kemungkinan meningkatkan peluang untuk dimangsa oleh
predator.
Lain halnya jika budi daya dilakukan di tambak. Bakteri yang terdapat
di dalamnya lebih bervariasi. Sebagian besar bakteri yang menyebabkan
penyakit vibriosis (penyakit bintik merah, hermorrhagic septicemia),
ekor busuk (fin rot) yang disebabkan oleh Flexibacter columnaris, dan
mata memudar (eye opacity). Spesies bakteri yang patogen pada beberapa
jenis ikan adalah dari genus Vibrio, Flexibacter dan Aeromonas.
Selain bakteri, ada juga protozoa yang menyebabkan penyakit
pada bandeng. Protozoa yang menyerang dapat membuat bandeng kehilangan
nafsu makan, mata buta, sisik lepas, insang rusak, dan banyak
mengeluarkan lendir. Ada juga cacing yang menyerang bandeng dari jenis
Diploctanum. Biasanya, bagian yang diserang adalah insang. Jika sudah
terserang, bagian tersebut akan menjadi pucat dan berlendir.
Hal paling ampuh dalam menanggulangi penyakit yang menyerang bandeng
adalah dengan melakukan tindakan pencegahan. Pada saat persiapan awal,
lakukan pemberian saponin pada tambak sehingga bibit-bibit bakteri dan
virus yang bersifat patogen bisa mati. Dengan demikian, keberadaan
penyakit dapat dikurangi sekecil mungkin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar