Kamis, 01 Februari 2018

penyakit pada bandeng

Pada umumnya, bandeng yang dibudidayakan di laut bebas dari parasit dan hampir tidak didapatkan organisme yang bersifat patogen. Hanya saja, ada satu masalah yang biasanya membuat bandeng menjadi tidak tumbuh secara optimal yang dikenal dengan istilah cold. Gejala ini ditandai dengan ikan tiba-tiba menjadi lemah, nafsu makan berkurang, dan kulit mengalami pemudaran warna yang nampak nyata setelah 2—3 hari. Penyakit ini jarang mengakibatkan kematian, tetapi menyebabkan bobot badan ikan menurun dan kemungkinan meningkatkan peluang untuk dimangsa oleh predator.
Mengenal Bandeng Lebih Dekat
Lain halnya jika budi daya dilakukan di tambak. Bakteri yang terdapat di dalamnya lebih bervariasi. Sebagian besar bakteri yang menyebabkan penyakit vibriosis (penyakit bintik merah, hermorrhagic septicemia), ekor busuk (fin rot) yang disebabkan oleh Flexibacter columnaris, dan mata memudar (eye opacity). Spesies bakteri yang patogen pada beberapa jenis ikan adalah dari genus Vibrio, Flexibacter dan Aeromonas.
Selain bakteri, ada juga protozoa yang menyebabkan penyakit pada bandeng. Protozoa yang menyerang dapat membuat bandeng kehilangan nafsu makan, mata buta, sisik lepas, insang rusak, dan banyak mengeluarkan lendir. Ada juga cacing yang menyerang bandeng dari jenis Diploctanum. Biasanya, bagian yang diserang adalah insang. Jika sudah terserang, bagian tersebut akan menjadi pucat dan berlendir.
Hal paling ampuh dalam menanggulangi penyakit yang menyerang bandeng adalah dengan melakukan tindakan pencegahan. Pada saat persiapan awal, lakukan pemberian saponin pada tambak sehingga bibit-bibit bakteri dan virus yang bersifat patogen bisa mati. Dengan demikian, keberadaan penyakit dapat dikurangi sekecil mungkin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar