BUDIDAYA IKAN PATIN
Budidaya
ikan patin (Pangasius
hypopthalmus) mulai berkembang pada tahun 1985. Tidak seperti ikan
mas dan ikan nila, pembenihan Patin Siam agak sulit. Karena ikan ini tidak bisa
memijah secara alami. Pemijahan Patin Siam hanya bisa dilakukan secara buatan
atau lebih dikenal dengan istilah kawin suntik (induce breeding).
Di
setiap tempat, nama patin berbeda-beda. Di Vietnam, Patin Siam
disebut Ca Tre Yu, di Kamboja disebut Trey Pra. Dalam Bahasa Inggeris, Patin
Siam disebut Catfish, River Catfish, atau Striped Catfish. Sedangkan di Indonesia, selain dinamakan ikan patin disebut juga jambal
siam, atau lele bangkok (Jawa), dan ikan juara (Sumatra dan Kalimantan).
Pematangan Gonad di kolam tanah
Pematangan
gonad ikan patin dilakukan di kolam tanah. Caranya, siapkan kolam ukuran 100
m2; keringkan selama 2 – 4 hari dan perbaiki seluruh bagian kolam; isi air
setinggi 50 – 70 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 100 ekor induk ukuran
3 – 5 kg; beri pakan tambahan berupa pellet tenggelam sebanyak 3 persen/hari.
Catatan : induk jantan betina dipelihara terpisah.
Pematangan di bak tembok
Pematangan gonad ikan patin juga bisa dilakukan di bak.
Caranya, siapkan bak tembok ukuran panjang 8 m, lebar 4 m dan tinggi 1 m;
keringkan selama 2 – 4 hari; isi air setinggi 60 – 80 cm dan alirkan secara
kontinyu; masukan 50 ekor induk; beri pakan tambahan (pelet) sebanyak 3
persen/hari. Catatan : induk jantan dan betina dipelihara terpisah.
Seleksi
Seleksi
induk ikan patin dilakukan dengan melihat tanda-tanda pada tubuh. Tanda induk
betina yang matang gonad : perut gendut; gerakan lamban dan lubang kelamin
kemerahan. Tanda induk jantan : gerakan lincah, lubang kelamin kemerahan, agak
membengkak dan berbintik putih. Usahakan saat seleksi mengangkap ikan lebih
dari satu, sebagai cadangan.
Pemberokan
Pemberokan
induk patin dilakukan di bak selama semalam. Caranya, siapkan bak tembok ukuran
panjang 4 m, lebar 3 dan tinggi 1 m; keringkan selama 2 hari; isi dengan air
bersih setinggi 40 – 50; masukan 5 – 8 ekor induk; cm dan biarkan mengalir
selama pemberokan. Catatan : Pemberokan bertujuan untuk membuang sisa pakan
dalam tubuh dan mengurang kandungan lemak. Karena itu, selama pemberokan tidak
diberi pakan tambahan.
Penyuntikan dengan ovaprim
Penyuntikan adalah kegiatan memasukan hormon perangsang
ke tubuh induk betina. Hormon perangsang yang umum digunakan adalah ovaprim. Caranya, tangkap induk betina yang
sudah matang gonad; sedot 0,6 ml ovaprim untuk setiap kilogram induk; suntikan
bagian punggung induk tersebut; masukan induk yang sudah disuntik ke dalam bak
lain dan biarkan selama 10 - 12 jam.
Catatan
: penyuntikan dilakukan dua kali, dengan selang waktu 6 jam. Penyuntikan
pertama sebanyak 1/3 dosis dari dosis total (atau 0,2 ml/kg induk) dan
penyuntikan kedua sebanyak 2/3 dosis total (atau 0,4 ml/kg induk betina). Induk
jantan disuntik satu kali, berbarengan penyuntikan kedua dengan dosis 0,2 ml/kg
induk jantan.
Penyuntikan dengan hypopisa
Penyuntikan
bisa juga dengan larutan kelenjar hypopisa ikan mas. Caranya, tangkap induk
betina yang sudah matang gonad; siapkan 2 kg ikan mas ukuran 0,5 kg untuk
setiap kilogran induk betina; potong ikan mas tersebut secara vertikal tepat di
belakang tutu insang; potong bagian kepala secara horizontal tepat di bawah
mata; buang bagian otak; ambil kelenjar hypopisa; masukan kelenjar hipofisa
tersebut ke dalam gelas penggerus dan hancurkan; masukan 1 cc aquabides dan
aduk hingga rata; sedot larutan hypopisa itu; suntikan ke bagian punggung induk
betina; masukan induk yang sudah disuntik ke bak lain dan biarkan selam 10 – 12
jam.
Catatan
: penyuntikan dilakukan dua kali, dengan selang waktu 6 jam. Penyuntikan
pertama sebanyak 1/3 dosis dari dosis total (atau 0,6 kg ikan mas/kg induk
betina) dan penyuntikan kedua sebanyak 2/3 dosis total (atau 1,4 kg ikan mas/kg
induk betina). Induk jantan disuntik satu kali, berbarengan penyuntikan kedua dengan
dosis 0,6 ml/kg induk jantan.
Pengambilan sperma
Pengambilan
sperma dilakukan setengah jam sebelum pengeluaran telur. Caranya, tangkap 1
ekor induk jantan yang sudah matang kelamin; lap hingga kering; bungkus tubuh
induk dengan handuk kecil; pijit ke arah lubang kelamin; tampung sperma ke
dalam mangkuk plastik atau cangkir gelas; campurkan 200 cc Natrium Clhorida
(larutan fisiologis atau inpus); aduk hingga homogen. Catatan : pengeluaran
sperma dilakukan oleh dua orang. Satu orang yang memegang kepala dan memijit
dan satu orang lagi memegang ekor dan mangkuk plastik. Jaga agar sperma tidak
terkena air.
Pengeluaran telur
Pengeluaran
telur dilakukan setelah 10 – 12 jam setelah penyuntikan, namun 9 jam sebelumnya
dilakukan pengecekan. Cara pengeluaran telur : siapkan 3 buah baskom plastik,
sebotol Natrium chlorida (inpus), sebuah bulu ayam, kain lap dan tisu; tangkap
induk dengan sekup net; keringkan tubuh induk dengan handuk kecil atau lap;
bungkus induk dengan handuk dan biarkan lubang telur terbuka; pegang bagian
kepala oleh satu orang dan pegang bagian ekor oleh yang lainnya; pijit bagian
perut ke arah lubang telur oleh pemegang kepala; tampung telur dalam baskom
plastik; campurkan larutan sperma ke dalam telur; aduk hingga rata dengan bulu
ayam; tambahkan Natrium chrorida dan aduk hingga rata; buang cairan itu agar
telur-telur bersih dari darah; telur siap ditetaskan.
Penetasan di akuarium
Penetasan
telur ikan patin dilakukan di akuarium. Caranya : siapkan 20 buah akuarium ukuran panjang 80 cm,
lebar 60 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air bersih setinggi
30 cm; pasang tiga buah titik aerasi untuk setiap akuarium dan hidupkan selama
penetasan; tebarkan tebar secara merata ke permukaan dasar akuarium; 2 – 3 hari
kemudian buang sebagian airnya dan tambahkan air baru hingga mencapai
ketinggian semula; 2 hari kemudian beri pakan berupa naupli artemia
secukupmnya; lakukan panen pada hari ke tujuh dengan menggunakan gayung
plastik; larva ini siap ditebar ke kolam penederan I.
Pendederan I di kolam
Pendederan
I ikan patin dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2;
keringkan selama 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan
lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 5 - 7 karung
kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air
tidak dialirkan); tebar 50.000 ekor larva pada pagi hari; setelah 2 hari, beri
1 – 2 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih
dilakukan setelah berumur 3 minggu.
Pendederan I di bak tembok
Pendederan
I ikan patin bisa juga dilakukan di bak tembok dan plastik. Caranya : siapkan
bak tembok atau plastik berukuran panjang 3 m, lebar 1 m m dan tinggi 0,6 m;
keringkan selama 2 hari; pasang lima buah 7 buah titik aerasi; pasang 4 buah
pemanas air; masukan 100.000 larva hasil dari tempat penetasan; beri pakan
berupa naupli artemia sampai hari ketujuh; siphon setiap hari (bersihkan dengan
selang) sisa naupli artemia yang tidak termakan; beri pakan cincangan cacing rambut
yang sudah dicuci dengan air bersih; siphon setiap hari cacing yang tidak
termakan; panen setelah berumur 3 minggu; seleksi benih-benih tersebut dengan
ayakan seleksi. Benih yang dipanen berukuran 0,5 – 1,0 inchi.
Pendederan II
Pendederan
kedua juga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2;
keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar
40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasar; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam
atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak
dialirkan); tebar 30.000 ekor benih hasil pendederan I (telah diseleksi); beri
2 – 4 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih
dilakukan setelah berumur sebulan.
Pendederan III
Pendederan
ketiga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2;
keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan
tanah dasarnya; tebarkan 2 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40
cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 20.000 ekor hasil dari
pendederan II (telah diseleksi); beri 4 - 6 kg pelet kecil (khusus lele); panen
benih dilakukan sebulan kemudian.
Pembesaran
Pembesaran
ikan patin dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan sebuah kolam ukuran 500
m2; perbaiki seluruh bagiannya; tebarkan 6 - 8 karung kotoran ayam atau puyuh;
isi air setinggi 40 - 60 cm dan rendam selama 5 hari; masukan 10.000 ekor benih
hasil seleksi dari pendederan III; beri pakan 3 persen setiap hari, 3 kg di
awal pemeliharaan dan bertambah terus sesuai dengan berat ikan; alirkan air
secara kontinyu; lakukan panen setelah 2 bulan. Sebuah kolam dapat menghasilkan
ikan konsumsi ukuran 125 gram sebanyak 400 – 500 kg.
Pembesaran di keramba jaring apung lapis pertama
Pembesaan
ikan patin bisa juga dilakukan di kolam jaring apung (KJA). Caranya, siapkan
sebuah kolam jaring apung lapis pertama; masukan 300 kg benih hasil pendedera
III yang sudah diseleksi; beri pelet setiap hari secara adlibitum (beri saat
lapar dan hentikan setelah kenyang; lakukan panen setelah 3 bulan. Sebuah
keramba jaring apung dapat meghasilkan ikan konsumsi sebanyak 1,5 – 2 ton.
Pembesaran di keramba jaring apung lapis kedua
Pembesaan
ikan bisa juga dilakukan di kolam jaring apung (KJA) lapis kedua. Pembesaran
ini tidak sebagai komoditas utama, tetapi sebagai komoditas sampingan. Caranya,
siapkan sebuah kolam jaring apung lapis kedua; masukan 200 kg benih hasil
pendederan III yang sudah diseleksi; selama pemeliharaan tidak diberi pakan
tambahan, tetapi hanya memanfaatkan pakan sisa ikan mas; Panen dilakukan
setelah 3 bulan. Sebuah kolam jaring aung dapat meghasilkan ikan konsumsi
sebanyak 400 - 500 kg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar